Smart Listeners! pernah kepikiran nggak kalau karya seni yang kita nikmati sehari-hari ternyata bisa jadi alasan seseorang mendapat penghargaan tertinggi dari negara? Yup, di tahun 2025 ini, sebanyak 12 artis dan seniman tanah air resmi menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia langsung dari Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Senin (25/8).
Penghargaan ini bukan penghargaan sembarangan, lho. Tanda Kehormatan RI terbagi jadi tiga jenis: Bintang, Satyalencana, dan Samkaryanugraha. Biasanya memang diberikan setiap Agustus, bertepatan dengan momen Hari Ulang Tahun Kemerdekaan. Intinya, ini adalah cara negara bilang “terima kasih” untuk dedikasi luar biasa para tokoh dalam bidangnya. Nah, siapa aja sih yang tahun ini dapat kehormatan tersebut? Yuk kita bahas satu per satu, Smart Listeners!

Christine Hakim menjadi salah satu penerima paling bersinar. Aktris legendaris ini diganjar Bintang Mahaputera Utama. Nggak heran, dedikasinya di dunia film sudah membekas di hati penonton, terutama lewat peran ikoniknya sebagai Cut Nyak Dien.
Kemudian ada Taufiq Ismail, sastrawan yang karya puisinya banyak jadi bahan renungan kita semua. Beliau menerima Bintang Mahaputera Nararya. Sama halnya dengan Cornel Simanjuntak, pencipta lagu heroik Maju Tak Gentar, yang juga mendapatkan penghargaan serupa meski sudah wafat.
Nama Benyamin Sueb juga nggak ketinggalan. Si Abang Betawi yang dikenal lewat humor, musik, dan filmnya itu dianugerahi Bintang Mahaputra Nararya atas sumbangsih luar biasa di dunia hiburan. Begitu juga dengan Titiek Puspa, sang diva multitalenta, yang sepanjang hidupnya setia menyumbangkan karya musik dan lagu abadi.
Lanjut, ada Jaja Mihardja yang datang ke Istana dengan kursi roda. Mantan presenter Dangdut Academy ini dapat Bintang Budaya Parama Dharma berkat kontribusinya di orkes Melayu sejak 1965. Lalu Slamet Rahardjo, aktor dan sutradara kawakan, juga menerima penghargaan serupa atas kiprahnya dalam film, teater, dan naskah.

Di ranah musik tradisi, Waldjinah, si Ratu Keroncong, ikut menerima Bintang Budaya Parama Dharma. Beliau bukan cuma melestarikan keroncong, tapi juga mendirikan sekolah gratis di Surakarta. Dari seni rupa, pematung I Nyoman Nuarta yang kita kenal lewat megahnya patung Garuda Wisnu Kencana di Bali pun ikut menerima penghargaan.
Nggak berhenti di situ, Smart Listeners. Nama Idris Sardi, maestro biola Indonesia, juga masuk daftar penerima lewat jasanya di musik film dan musik militer. Lalu ada Mochtar Lubis, tokoh sastra sekaligus jurnalis kritis, serta Gombloh, penyanyi legendaris yang dikenal lewat lagu penuh makna seperti Kebyar-Kebyar.
Kalau dilihat, para penerima ini berasal dari berbagai bidang seperti film, musik, sastra, sampai patung. Semua punya benang merah yang sama, yaitu dedikasi tanpa henti untuk menghidupkan budaya Indonesia. Jadi, Smart Listeners, penghargaan ini bukan sekadar simbol. Ia jadi pengingat bahwa karya seni bisa hidup abadi, bahkan ketika sang seniman sudah tiada. Siapa tahu, karya yang kita buat hari ini juga bisa jadi warisan budaya bangsa di masa depan, kan?
Penulis : Nayyara Cahya
Editor : Galih Abrury