Kisah ini bermula dari akun Twitter @ara yang membuat Alternatif Universe (AU) cerita ini bisa dikatakan Fan Fiction lantaran tokoh-tokohnya diambil dari beberapa anggota Boygrup NCT. Doyoung berperan sebagai karakter utama yakni Dikta, Taeyong sebagai Theo, Johnny tetap sebagai Johnny, Jaehyun sebagai Jeffrey dan Yuta sebagai Atuy. Kisah ini menjadi viral lantaran alur dan isi ceritanya yang sangat bagus dan juga memberikan beberapa pesan untuk pembacanya, dari viralnya AU ini di Twitter, akhirnya “Dikta dan Hukum” diterbitkan sebagai novel. Artikel kali ini akan membahas tentang synopsis dari Novel “Dikta dan Hukum”.

Dikta adalah mahasiswa semester akhir dari jurusan hukum. Ia dikelilingi sahabat-sahabatnya yang konyol ada Theo, Johnny, Jeffrey dan Atuy. Tak hanya dikelilingi sahabat yang bisa menaikkan moodnya, Dikta juga memiliki seseorang yang sangat ia cintai. Tak lain dan tak bukan yakni Nadhira, siswi SMA yang dijodohkan dengan Dikta. Pada awalnya kedua sejoli ini saling menolak satu sama lain, namun Dikta yang merasa bahwa ia sudah terlalu lelah dengan urusan cinta, akhirnya pasrah dengan perjodohan tersebut. Lantaran Nadhira belum mempunyai perasaan suka tehadap Dikta, akhirnya Dikta membebaskan Nadhira berpacaran dengan siapapun sebelum keduanya nanti menikah. Padahal Dikta sendiri tak tahu, apakah tuhan masih memberinya kehidupan hingga saat itu tiba.

Ada apa dengan dikta? Dikta mengidap Hemodialisa atau umumnya dikenal sebagai penyakit gagal ginjal. Ia sudah mengalaminya semenjak berada di kelas 3 SMA, karena tak ingin sahabat-sahabatnya khawatir akan keadannya, ia lantas menyembunyikan penyakitnya bahkan sampai di batas akhir perkuliahannya. Pada akhirnya Nadhira beserta sahabat-sahabat Dikta mengetahui penyakit yang ia derita selama ini. Sebagai seorang sahabat mereka selalu men-support Dikta, Nadhira-pun membuka hatinya untuk Dikta meskipun sebelumnya diisi oleh Jeno, teman SMA sekaligus mantan dari Nadhira. Jeno mengikhlaskan Nadhira pergi dari kehidupannya agar ia bisa melihat Nadhira bahagia dengan Dikta, bahkan ayah Jeno lah yang menjadi dokter untuk menangani penyakit yang Dikta derita. Jeno meminta ayahnya untuk menyembuhkan Dikta karena ia tahu bahwa Dikta lah sumber senyuman dan kebahagiaan dari Nadhira. 

Dikta mempunyai hal-hal yang ingin dilakukan sebelum keadaannya yang semakin melemah. Disaat-saat terakhirnya, Dikta meminta Nadhira untuk menemaninya karena ia ingin melihat Nadhira tersenyum. Dikta mencintai apapun yang ada pada Nadhira, bahkan hingga hal-hal kecil yang dilakukan oleh Nadhira. Jika Tuhan mengizinkan, sebenarnya Dikta ingin tinggal selamanya dengan Nadhira dan ingin selalu ada untuk Nadhira. Sama halnya dengan Nadhira, ia ingin sedikit egois dengan berharap Dikta selalu ada disisinya, tanpa kenal batas dan waktu. Namun, Nadhira tak setega itu untuk membiarkan Dikta menahan sakit terlalu lama. Hingga disaat-saat terakhir Dikta, sahabat-sahabat dikta, mamahnya dan Nadhira selalu ada untuknya. Pada akhirnya Dikta menyerah, bukan karena ia tak sanggup melainkan ia sudah merelakan semuanya. Dikta merelakan Nadhira, merelakan semestanya walaupun ia akan pergi selama-lamanya. Dikta bahagia, karena Nadhira pernah ada dalam hidupnya. Walau kelak ia tak bisa menemani Nadhira di pelaminannya, Dikta tetap bahagia karena ia pergi dengan senyuman dari Nadhira yang ia lihat sebelum menutup matanya untuk selama-lamanya.    

Pesan yang dapat diambil dari novel karya Dhia’an Farah ini adalah kita harus mencintai seseorang dengan semua keadaannya, baik itu dalam keadaan senang maupun keadaan terpuruknya. Tak lupa kita juga diajarkan untuk menghargai seseorang disamping kita selagi masih ada, karena kita tidak tahu apakah kita masih bisa diberi kesempatan untuk bertemu dengannya lagi atau tidak. Belajar dari kisah sahabat-sahabat Dikta, sebagai seorang sahabat kita harus selalu ada disisi sahabat kita dalam suka maupun duka. Dalam novel ini Jeno membuat pembaca belajar untuk merelakan orang yang kita cintai bahagia dengan semestanya. Dari Dikta kita akan tahu bahwa tidak semua orang bisa mencintai tanpa harus memandang sesuatu. Dan Dikta mencintai Nadhiranya tanpa alasan dan tanpa keraguan. Siapa yang tidak ingin memiliki Dikta dikehidupannya? Tentu, semua orang ingin memiliki seorang kekasih seperti Dikta yang mencintai Nadhira tanpa memandang apapun, namun apakah semua wanita bisa sekuat dan setegar Nadhira?

Novel ini sangat laris dalam penjualannya, dan pembaca novel ini banyak yang menyarankan agar dibuatkan menjadi film. Nah! buat kamu yang penasaran sama kisah Dikta dan Nadhira kamu bisa baca Novel “Dikta dan Hukum” yang sudah tersedia di berbagai pusat Gramedia. Bukan hanya kisahnya yang indah namun sedih, tetapi pesan yang disampaikan dari kisah ini pun sangat berharga. Yuk jangan lupa kita beli dan baca Novel “Dikta dan Hukum”. (Hayyu)

Sumber : https://twitter.com/Kejeffreyan/status/1290826427370102784?s=19

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *