Ariel Tatum kembali ke layar lebar lewat film komedi “Catatan Harian Menantu Sinting”, disutradarai oleh Sunil Soraya. Film ini menghadirkan kisah autentik budaya tentang hubungan menantu dan mertua dalam balutan budaya Batak. Kali ini Ariel Tatum beradu akting dengan Raditya Dika, yang juga comeback setelah vakum lima tahun dari dunia perfilman. Selain itu, terdapat pemeran pendukung lainnya seperti Lina Marpaung, Robby Purba, dan Raline Shah. Film ini mengisahkan Minar (Ariel Tatum) yang terpaksa tinggal di rumah mertuanya bersama suaminya, Sahat (Raditya Dika).
Kekuatan utama film ini adalah penggambaran budaya Batak yang autentik. Penggunaan bahasa Batak, istilah khas, dan prosesi adat ditampilkan dengan detail, menciptakan nuansa Batak yang kental. Pemilihan aktor keturunan Batak menambah kealamian logat dan dialog. Konflik utama berpusat pada desakan ibu mertua agar Minar dan Sahat segera memiliki anak. Meski tema ini terdengar klise, film ini berhasil mengolahnya menjadi komedi segar dan menghibur. Momen lucu hadir secara natural tanpa lelucon yang dipaksakan. Meskipun memiliki rating 13+, beberapa adegan komedi lebih cocok untuk penonton dewasa. Kekepoan ibu mertua terhadap kehidupan seksual anak dan menantunya menjadi sumber utama kelucuan. Durasi film yang panjang (2 jam 2 menit) memungkinkan pengembangan karakter dan penyelesaian konflik yang lebih mendalam.
Hubungan antara Minar dan ibu mertuanya ditampilkan dengan perkembangan yang natural dan menghangatkan hati. Chemistry antara Ariel Tatum dan Raditya Dika sebagai pasangan suami istri terbilang cukup baik. Kali ini, Dika hanya berperan sebagai aktor, memungkinkannya untuk lebih fokus dalam akting. Bintang sesungguhnya film ini adalah Lina Marpaung yang berperan sebagai ibu Sahat. Ia berhasil menghidupkan karakter mamak-mamak Batak yang kolot namun menggemaskan dengan akting natural dan timing komedi yang tepat. Aspek produksi film ini patut diapresiasi. Adegan-adegan pesta adat Batak ditampilkan dengan sangat detail, mulai dari desain set, wardrobe, tata rias, hingga prosesi adat. Pemilihan lagu-lagu juga tepat sasaran, mendukung nuansa setiap momen dengan baik.
“Catatan Harian Menantu Sinting” membuktikan bahwa film komedi Indonesia bisa menghadirkan tawa tanpa mengandalkan lelucon murahan. Film ini berhasil mengangkat isu-isu kehidupan berkeluarga dengan cara yang ringan namun bermakna. Sebagai film yang mengangkat budaya Batak, “Catatan Harian Menantu Sinting” menjadi contoh bagaimana kearifan lokal bisa menjadi bahan cerita yang menarik dan relevan. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan gambaran kaya akan budaya Batak kepada penonton yang lebih luas. Dengan perpaduan akting solid, cerita yang mengalir, dan produksi berkualitas, film ini layak menjadi pilihan hiburan bagi penonton Indonesia. “Catatan Harian Menantu Sinting” menawarkan tawa, kehangatan, dan sekilas pandang ke dalam dinamika keluarga Batak modern, menjadikannya salah satu film komedi Indonesia yang patut ditonton tahun ini.
Penulis: Ajwatuz Zahra
Editor: Nayyara Cahya Wijaya Putri
1 Comment