Bulan September tahun 2024 tidak hanya menjadi bulan ke-9 dalam kalender masehi. Banyak peruntungan yang dilempar dengan penuh harap pada bulan September. Tapi khusus tanggal 9-16 September 2024, Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh suka cita. Pelaksanaan Maulid Nabi di Yogyakarta ini digelar dengan berbagai rangkaian penting, hingga puncaknya pada 16 September 2024 lalu.
Perayaan Maulid Nabi di Yogyakarta tidak asing lagi dengan kemeriahan yang didukung antusiasme masyarakat setempat. Beralaskan budaya, pelaksanaan sekaten ramai menjadi daya tarik bagi masyarakat Yogyakarta maupun tamu-tamu mancanegara. Adat yang kental dikemas baik sehingga pokok dari sekaten sukses tersampaikan maksud dan tujuannya.
Sekaten sendiri merupakan sebutan untuk perayaan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Yogyakarta—penerus Kerajaan Mataram Islam. Walau memiliki sedikit perbedaan, rangkaian yang dilaksanakan saat sekaten masih cenderung sama. Dimulai dari rangkaian Miyos Gangsa, Numplak Wajik, Gamelan Sekaten, dan puncak di Grebeg Maulid. Seluruh rangkaian yang dilaksanakan memiliki tujuan yang sama, yakni melestarikan budaya sembari memahami esensi edukasi islam yang disematkan.
Nah, yang menjadi ikonik pada perayaan Grebeg Maulud 2024 adalah kehadiran dari empat ekor gajah yang didatangkan dari kebun binatang Gembira Loka. Selain adanya gajah-gajah tersebut, tujuh gunungan yang berisi sayuran dan palawija juga menjadi ciri khas dari perayaan sekaten. Gabungan antara sayuran dan palawija sendiri memiliki arti penting loh, menunjukkan bahwasannya negara kita adalah masyarakat agraris dengan melimpahnya hasil panen.
Berbagai kalangan masyarakat sangat antusias dengan adanya perayaan sekaten yang sudah menjadi acara tahunan. Salah satu yang paling menarik adalah kegiatan berebut isi gunungan atau yang biasa disebut ubarampe gunungan. Alasan singkatnya barang siapa yang mendapatkan ubarampe gunungan akan mendapatkan keberkahan. Sehingga masyarakat akan berbondong-bondong mendekati gunungan yang diarak.
Terlepas dari sekaten sendiri, sebagai bentuk penutup dari bulan Maulid ini, sering diadakan pasar malam di berbagai sudut kota Yogyakarta. Khususnya pada alun-alun kota yang dijamin padat karena seluruh lapisan masyarakat ingin turut serta merasakan euphoria dari perayaan Maulid Nabi.
Nah, buat Smart Listeners kemarin ada yang turut serta merayakan sekaten nggak ya?
Penulis : Amandita
Editor : Muhammad Raihan Hafidh
18 Comments