Raisa kembali hadir bersama suara emasnya dengan membawa anak-anak baru yaitu album terbaru bertajuk ambiVert. Album ini memiliki konsep yang benar-benar relate dengan kondisi Gen Z saat ini karena lagu-lagu pada album ini masuk ke wilayah yang jauh lebih personal dan psikologis. Smart Listeners tau gak sih apa itu ambivert? Kalau Smart Listeners suka rame-rame tapi di sisi lain butuh waktu buat sendiri atau bisa tampil di depan banyak orang tapi setelah itu harus ngilang seharian karena butuh recharge energi, nah itu ambivert. Bukan ekstrovert yang selalu ceria setiap saat, bukan juga introvert yang selalu menyendiri, tapi campuran dari keduanya. Di sinilah Raisa berdiri sekarang, seakan-akan Raisa ngomong di album ini kalau misalkan ada di posisi ambivert itu it’s okay.
Cover Album ambiVert (Sumber: Instagram @raisa6690)
Album ambiVert ini bener-bener hadir layaknya buku harian yang dibuka lembar demi lembar. Di setiap lagunya punya pantulan warna suasana hati yang berbeda-beda. Ada lagu yang seakan jadi pelukan hangat, ada juga lagu yang terdengar seperti obrolan batin di tengah malam. Raisa tak mencoba menjadi orang lain di album ini melainkan Raisa tampil apa adanya. Ia menuangkan perasaan yang jujur serta membiarkan sisi introvertnya bersuara setenang mungkin sekaligus membiarkan sisi ekstrovertnya menari-nari dalam aransemen lagunya
Tanpa perlu menambah banyak hiasan dalam lagunya, produksi lagu di album ambiVert ini memikat pendengarnya lewat kesederhanaan. Nuansa akustik, instrumen yang minimalis, dan suara indah milik Raisa yang mengalir secara natural di setiap bait lirik lagunya. Hal itu membuat lagu terasa lebih hidup dan dekat. Perasaan patah, ragu, hangat, dan juga harap yang berganti, seperti perjalanan emosi yang tidak bisa dipaksakan. Ini bukan sekedar album yang mencoba menyenangkan semua orang, album ini hadir seakan teman bagi setiap emosi di dalam diri.
Showcase Album ambiVert (Sumber: Instagram @raisa6690)
Dengan total sebelas lagu, ambiVert bukan hanya sekedar koleksi track, namun semacam potret utuh tentang dinamika batin yang seringkali sulit dijelaskan. Raisa menuliskan konflik, keraguan, dan penerimaan dengan nada-nada yang lembut tapi kuat. Dari lagu tentang kehilangan, sampai tentang menerima bahwa tidak semua cinta harus dimiliki, album ini menjadi ruang aman bagi jiwa yang sering bertanya-tanya, “Aku ini siapa sebenarnya?” Jawabannya mungkin gak langsung ketemu, tapi setidaknya melalui album ambiVert ini bisa memberi ruang untuk merasa.
Daftar Lagu dalam Album ambiVert:
- Semua Di Sini
- Berpindah Hati
- Pengganti Aku
- Bila
- Ternyata Tanpamu (Cantik)
- It’s Okay To Not Be Okay
- Awal Kisah Selamanya (feat. Barsena Bestandhi)
- Si Paling Mahir
- I’ll Be Waiting
- Tetap Bukan Kamu (feat. Rony Parulian)
- Terserah
Listening Party Album ambiVert (Sumber: Instagram @raisa6690)
Di setiap nada yang terdengar, ada ruang untuk diam dan bicara, ada ruang untuk memeluk sepi tapi juga menyambut keramaian, dan juga ada ruang untuk tertawa dan menangis. Album ini menyentuh sisi yang terkadang di sembunyikan seperti keraguan, kekosongan, keinginan untuk dipahami, dan juga keberanian untuk mengakui bahwa diri ini tidak akan selalu bermelodi di satu nada yang sama. Lagu-lagu pada album ambiVert menggambarkan cerita dari cerminan pertarungan batin yang akrab. Terkadang diri ingin tampil kuat tapi juga ingin dipeluk, ada sisi ingin bicara tapi takut nggak dimengerti, dan yang pasti terkadang ingin sendiri tapi takut kesepian. Album ini mengajak untuk menerima dua sisi itu tanpa harus memilih.
Dari lagu “Semua Di Sini” sampai “Terserah”, coba deh Smart Listeners dengerin satu per satu lagunya sambil tanya ke diri sendiri lebih condong ke si pendiam introvert atau si ramai ekstrovert, atau bahkan dua-duanya jadi ambiVert kaya album milik Raisa ini. Barangkali setelah dengerin album ambiVert, Smart Listeners bisa nemuin jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala. Kalau udah dengerin jangan lupa komentar di bawah ya Smart Listeners! Kamu lebih condong ke introvert, ekstrovert, atau malah ambivert?
Nama Penulis: Mutia Ardhanareswari
Editor: Adelia Warastri Dewani