Belum lama ini di media sosial instagram dan twitter ramai membahas suatu film yang tayang tanggal 23 oktober 2020 kemaren. Bahkan film ini menjadi trending beberapa hari karena  banyaknya penonton yang mensangkut-pautkan dengan kehidupan nyata mereka. Film dengan berjudul  Story of Kale: When Someone’s In Love ini merupakan spin-off dari Film  “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” (NKCTHI). Bagi yang pernah nonton film NKCTHI pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Kale yang diperankan oleh penyanyi Ardhito Pramono dengan lawan mainnya  Aurelie Moeremans.yang berperan sebagai Dinda. Jika di film NKCTHI Kale cenderung cool dan tidak mudah jatuh cinta, maka di film Story of Kale: When Someone’s In Love ini menceritakan penyebab dari sifat Kale tersebut karena penonton akan dibawa untuk memahami masa lalu Kale.  

Berawal dari Kale sang member grup band “Arah”  jatuh cinta kepada Dinda sang manajernya. Selain sebagai manajer Dinda juga berperan sebagai korban kekerasan dalam hubungan dengan pacarnya dulu hingga dinda disadarkan oleh kale bahwa hubungan tersebut bukan hubungan yang sehat. Film yang berdurasi 77 menit ini merupakan drama cinta yang menceritakan toxic relationship namun dapat dikemas dengan menarik dan sederhana. Menarik karena alur yang dibawakan maju mundur namun tidak membingungkan para penonton.

Alur mundur bercerita tentang bagaimana perjuangan Kale untuk mendapatkan hati Dinda hingga mereka menjalin sebuah hubungan. Selain itu alur mundur juga menceritakan alasan mengapa Dinda memilih menyudahi hubungan dengan Kale. Alur majunya menceritakan tentang bagaimana Kale berusaha untuk melepaskan Dinda karena dalam hubungan tersebut ternyata sudah tidak sehat dan banyak pertengkaran-pertengkaran yang terjadi. Kale yang berusaha membahagiakan Dinda namun karena memiliki sifat yang mudah cemburu sehingga menjadi boomerang bagi hubungan mereka.  

Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini  dapat dikatakan sederhana karena dalam film ini hanya beberapa tokoh yang terlibat sehingga penonton bisa dibuat fokus dengan jalan ceritanya Kale dan Dinda. Adegan plot twist pun tidak ada sehingga penonton dapat dengan mudah menebak akhir dari ceritanya. Penonton hanya diajak merasakan pergulatan batin dan emosional dari tokoh Kale dan Dinda.

Namun film ini cocok untuk penonton usia 18 ke atas karena diawal cerita terdapat kata-kata kasar untuk meluapkan emosi para pemain. Akan tetapi begitu banyak nilai yang dapat diambil, seperti kita jangan mudah cemburu, harus percaya dengan pasangan kita, mencintai dengan sewajarnya, lebih aware dengan hubungan, hingga perihal yang bertanggungjawab terhadap kebahagiaan kita adalah diri kita sendiri bukan orang lain. Soundtrack dalam film pun sangat sesuai dengan adegan apalagi di akhir cerita terdapat sountrack dengan judul “Sudah” yang membuat penonton seakan-akan diberi sebuah obat penenang untuk berdamai dengan segala hal yang telah terjadi.

Sayangnya kekurangan dalam film ini yaitu singkat dan cepat sehingga alurnya tidak dijelaskan secara detail. Selain itu, film ini terlalu emosional dan kurang diselingi adegan saat Kale dan Dinda bahagia saat menjalin hubungan. Penonton pun dibuat penasaran dengan siapa Dinda berselingkuh karena tidak dijelaskan dalam film tersebut. (Intan)

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *