Feby Putri kembali merilis lagu terbarunya dengan menggandeng penyanyi Fiersa Besari untuk bernyanyi dalam lagu Runtuh. Lagu Runtuh ditulis sendiri oleh Feby Putri yang kemudian diunggah di kanal Youtube miliknya. Sampai saat ini, versi audio dari lagu tersebut telah ditonton sebanyak 18 juta kali di Youtube. Bahkan, lagu Runtuh menduduki posisi banyak diputar di Spotify hingga menjadi trending saat ini. Runtuh memiliki makna mendalam yang menyentuh hati. Lagu ini berisikan sindiran untuk orang yang pura-pura bahagia.
Hal ini bisa kita lihat dari lirik lagu dikemas secara puitis seperti pada penggalan lirik “Tak perlu khawatir ku hanya terluka, terbiasa tuk pura-pura tertawa”. Lewat lagu ini pendengar dibuat menyadari bahwa setiap orang pasti memiliki dan pernah merasakan masalah, tetapi kerap disembunyikan agar terlihat bahagia. Pada penggalan lirik lainnya, yaitu di penggalan “Ketika mereka meminta tawa, ternyata rela tak semudah kata” tergambar jelas bahwa banyak orang memaksakan hadirnya tawa walau hati meronta.
Dari beberapa lirik tersebut, tergambar seseorang yang mencoba untuk terlihat bahagia di depan orang lain walaupun tahu dia sedang terluka. Sehingga orang tersebut dipaksakan pada kebahagiaan yang terpaksa dan tanpa memperlihatkan kesedihan dalam dirinya.
Mungkin tiap orang memiliki orang di sekitarnya yang menginginkannya untuk bisa segera move on dari suatu masalah dengan cara berusaha bahagia dan memiliki sifat syukur. Namun sayang, proses pemulihan seseorang ketika atau setelah menghadapi masalah dan merelakannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh keadaan atau kekuatan seseorang dalam menghadapi masalah dan juga ukuran dari masalah tersebut.
Pada akhirnya, lagu ini mengajarkan kita untuk menerima segala kondisi terkait diri masing-masing serta mampu mengatasi kesedihan serta luka yang dimiliki. Selain itu, janganlah patah semangat saat kita sedang menghadapi suatu masalah. Ada baiknya untuk menghadapinya dengan pikiran tenang sehingga mencapai jalan keluar ketimbang ketimbang berpikir untuk “lebih baik mati”. Lutfiah Hisran