Smart Listeners yang sekarang membaca artikel ini, pasti sudah mengetahui film Barbie yang dikemas live action ga sih? Baik itu menyaksikan di bioskop atau melalui platform lain seperti TikTok. Tentunya pasti belum lupa dong dengan salah satu soundtrack lagu yang diciptakan oleh Billie Eilish yang berjudul ‘What Was I Made for’? Tapi, Smart Listeners tau ga, apa makna yang ingin disampaikan dari lirik lagu yang diciptakan oleh Billie Eilish ini?
Seperti yang kita tahu, lagu-lagu yang diciptakan oleh penyanyi Asal Amerika ini tidak pernah gagal dalam menyisipkan makna dibalik setiap karyanya. Mulai dari lagu ‘Happier than Ever’, ‘Lovely’, ‘I dont wanna be with you anymore’, dan masih banyak lagi hingga yang terbaru yaitu ‘What Was I Made For’ juga tidak luput dari makna. Judul lagu “What Was I Made For?” dari Billie Eilish adalah lagu yang sedih dan bikin galau. Jika kita sadari, lagu ini cukup berbeda dengan lagu-lagu lain di film Barbie pada umumnya yang digambarkan ceria dan asyik. Lirik lagu sejalan dengan plot film yaitu menceritakan tentang perasaan Barbie yang bingung dan galau. Barbie tidak tahu apa yang harus dia lakukan di hidupnya dan siapa dirinya sebenarnya setelah memasuki dunia nyata, sehingga timbul keinginan mencari tahu lebih banyak tentang dirinya sendiri. Di awal-awal lagu, Barbie kesulitan melakukan hal-hal sehari-hari. Barbie merasa tidak nyata dan tidak cocok di dunia nyata. Di bagian Reff, Barbie ingin bisa merasakan perasaan manusia yang sebenarnya, seperti senang, sedih, atau marah. Barbie mencari makna hidupnya. Walaupun dia sedih, dia tetap punya harapan untuk bisa bahagia lagi.
Dari sini kita bisa menarik sebuah pesan yang ingin disampaikan yaitu menyadarkan kita bahwa harapan kita untuk bisa menjadi sempurna itu tidak melulu membawa kebahagiaan. Mempunyai wajah yang cantik, materi yang berlimpah, tetapi jika kita tidak punya perasaan seperti perasaan cinta dalam hati kita, buat apa? So, jawaban yang tepat pada lirik lagu “Untuk Apa Kita Diciptakan” (What Was I Made For?) adalah kita diciptakan untuk bisa menjadi manusia yang bahagia, berperasaan, punya cinta, dan punya perasaan kasih sayang di dalam hati kita. Oleh karena itu, melalui bekal tersebut, kita bisa menyadari bahwa meskipun kita bukan makhluk yang sempurna, kita tetap harus bersyukur.
Penulis: Moya Cahaya Karina Boru Sinamo
Editor: Fina Maurdi Fatami