“A Man Called Otto” merupakan sebuah film besutan sutradara ternama yaitu Marc Forster, yang beberapa waktu belakangan menjadi perbincangan menarik di media sosial terutama Twitter dan Tik Tok. Film yang diadaptasi dari novel karya Fredrick Backman yaitu “A Man Called Ove” ini tayang perdana di bioskop Indonesia pada 13 Januari 2023.
Dibintangi oleh berbagai aktris dan aktror layar kaca ternama seperti Tom Hanks, Manuel Garcia-Ruflo, Mariana Trevino, Truman Theodore, dan Rachel Keller film bergenre komedi ini berhasil menuai banyak pujian dari para penikmat film karena jalan cerita yang menarik dan penuh emosi.
Bagi Smart Listeners yang mungkin belum menonton kisahnya, Film ini bercerita tentang seorang pria bernama Otto yang baru saja ditinggal oleh mendiang istri tercintanya. Dalam cerita ini, Otto digambarkan sebagai sosok yang sangat menjengkelkan sekaligus menyedihkan akibat keputus-asaannya dalam menjalani hidupnya pasca ditinggal oleh orang terdekatnya. Otto adalah orang yang mudah terganggu dengan hal-hal kecil disekitarnya, sekecil tetangganya yang tidak bisa memarkirkan kendaraan, atau kesalahan tetangganya yang tidak bisa membuang sampah pada tempatnya. Karena hal itulah, tetangga-tetangganya melabeli dirinya sebagai bapak-bapak tua yang cerewet dan rewel. Kendati demikian, ternyata Otto adalah sosok yang sudah tidak memiliki semangat untuk hidup, ia berkali-kali berusaha mengakhiri hidupnya digarasi dan rumahnya sendiri, namun selalu gagal. Pada kali kedua percobaan bunuh dirinya, ia digagalkan oleh tetangga diseberang rumahnya yaitu Marisol dan Tommy. Tanpa sadar kehadiran tetangga barunya itu membawa perubahan besar kedalam hidupnya.
Karakter Otto Anderson yang diperankan oleh Tom Hanks sukses membuat tertawa terbahak-bahak hingga menangis sesenggukan. Berkat kepiawaian actingnya tersebut, Tom Hanks mampu membuat emosi penonton terjungkir balik sepanjang dua jam durasi film. Hal ini sudah tidak dapat dipungkiri, karena kemampuan actingnya memang tidak bisa diragukan lagi. Selain dirinya, ada salah satu aktris yang sangat menarik perhatian karena juga menjadi kunci dalam cerita ini. Dia adalah Mariana Trevino yang berperan sebagai Marisol, sosok yang berisik, heboh, penuh rasa penasaran dan ceria. Seperti yang sudah dituliskan diatas, dalam film ini diceritakan bahwa Marisol merupakan tetangga baru Otto, seorang bapak-bapak tua yang pemarah dan menyebalkan di lingkungan sekitarnya. Hubungan pertetangga-an antara Marisol dan Otto inilah yang menjadi awal mula emosi penonton akan diaduk-adukan. Karenanya, perpaduan acting keduanya patut mendapatkan apresiasi dan acungan jempol!
Ditulis oleh David Magee, film yang dibalut komedi ini rupanya menyimpan banyak adegan yang dapat membuat banjir air mata. David, membawa penonton masuk kedalam ceritanya dengan apik, penggunaan flashback yang tidak berlebihan membuat film ini terasa lebih hangat sekaligus menyedihkan untuk disaksikan. Marc Forster sebagai sutradara, berhasil merangkai film ini dengan beragam emosi seperti kebahagiaan, keputus-asaan, kesedihan, kekecewaan, dan kekhawatiran. Tidak mengherankan lagi jika A Man Called Otto mampu membuat penonton tenggelam didalam ceritanya.
A Man Called Otto sepertinya akan sangat menarik apabila dilihat dari sisi psikologi. Karena film ini dapat menjadi media untuk melihat sebuah gambaran tentang seseorang yang sedang memproses kesedihannya, luka dan amarahnya. Tentu, film ini juga memberikan kita penglihatan tentang bagaimana frustasi dan kesepiannya seseorang setelah ditinggal oleh orang tercintanya. Meskipun diluar Otto dilabeli sebagai orang yang keras kepala dan rewel, namun nyatanya ketika dia berada didalam rumah, ia hanyalah seorang bapak-bapak yang sudah kehilangan harapan untuk hidup karena kepergian Sonya, mendiang istrinya. Otto kesepian, namun ia belum menerima kenyataan itu, scene dimana Otto bangun dari tidurnya memperlihatkan bagaimana matanya yang selalu kosong menatap langit-langit kamarnya dan tangan yang masih selalu terlihat mencari keberadaan Sonya disebelahnya. Otto mengajarkan kita untuk lebih peka dengan keadaan sekitar dan lebih menghargai emosi serta perasaan orang lain.
Tidak hanya itu pemeran Marisol juga sangat berpengaruh dalam cerita ini, berkat ketulusan, kekhawatiran, kepedulian dan kasih sayangnya, ia mampu mengubah Otto yang keras kepala dan kehilangan arah, menjadi pribadi yang hangat dan memiliki semangat untuk hidup lagi. Kehadiran Marisol dalam cerita ini benar-benar luar biasa berharga. Karena berkat bantuan dirinya, Otto dapat sembuh dari lukanya dan melanjutkan hidupnya. Film ini memperlihatkan kepada kita bahwa dalam kehidupan, semua manusia pasti membutuhkan orang lain untuk membantu proses penyembuhan luka mereka masing-masing. Selain itu, Otto mengajak penonton untuk selalu mengingat momen-momen kecil dalam hidup, ia selalu rutin kembali ke toko kue tempat dirinya dan Sonya sering menghabiskan waktu bersama, tempat pertama kali bertemu, dan ia selalu mengunjungi makam mendiang istrinya. Sebegitu cintanya Otto terhadap Sonya sangat terlihat jelas didalam cerita ini, memori manis mereka itulah yang sebenarnya menjadi luka untuknya, mulai dari Otto yang selalu menyalahkan dirinya atas kehilanggan mendiang Sonya hingga ia menyalahkan dirinya untuk apapun yang terjadi dikehidupannya.
Selain itu, Scene yang paling membekas adalah ketika Otto selalu membawa koin yang ia dapatkan dari Sonya sejak pertama kali mereka bertemu hingga akhir hidupnya. Koin yang jika dilihat oleh orang lain tidak berharga, namun bagi dirinya sangat berharga melebihi apapun. Bahkan ia rela bertengkar dengan badut yang mencuri koinnya demi mendapatkannya kembali. Dari scene itu, memberikan kita pelajaran bahwa hal sesepele koin, bahkan dapat menjadi sangat berharga untuk seseorang, karena dapat memberikan mereka kekuatan untuk menjalani hidupnya.
Tom Hanks tidak pernah gagal dalam memerankan sebuah perannya, dalam film ini karakter Otto masuk kedalam dirinya dengan begitu luar biasa. Selain itu, Marc berhasil mengemas film ini dengan baik, dan membuat film ini tidak menye-menye walaupun sangat menyedihkan sehingga sangat nyaman untuk disaksikan hingga akhir.
Oiya! ngomong-ngomong soal film ini. Sepertinya, yang sudah menonton A Man Called Otto pasti akan setuju, bahwa kita sangat membutuhkan tetangga seperti Marisol dan keluarganya bukan? Kehadirannya dalam cerita ini sangat berkesan, karena hanya dirinyalah yang dapat menghadapi Otto hingga akhir hayatnya.
Otto, terimakasih atas banyak pelajaran berharganya. Selamat kembali bertemu dengan Sonya dan beristirahatlah dengan tenang.
(Laili Widyastuti)