Smart Listeners pernah nggak sih ada di fase capek banget karena kesibukan di mana kita selalu dikejar-kejar sama waktu, target, deadline, maupun ekspektasi orang-orang? Belum lagi kalo ngeliat media sosial yang isinya penuh sama pencapaian orang-orang dan bikin mikir “Kok hidupku gini-gini aja ya?”. Nah, di tengah kesibukan yang selalu ngasih tekanan dan energi negatif, muncul satu tren gaya hidup “Soft Life” yang mulai diterapin nih sama anak-anak muda. Gaya hidup ini tuh berlawanan sama “Hustle Culture” yang maksa kita buat terus gerak, kerja, sibuk, dan banyak pencapaian. Ketika hustle culture bilang “Kerja keras woi biar cepet sukses”, soft life bilang “Nggak ada salahnya kok jalan pelan-pelan, yang penting nggak kecapekan dan tetep nyaman”.

Perempuan yang sedang melukis (Sumber: fimela.com)

Soft Life atau Soft Life Movement adalah gaya hidup positif yang bisa Smart Listeners terapin karena gaya hidup ini ngajak kita buat lebih sadar dan sayang sama diri sendiri. Gaya hidup ini bukan cuma soal istirahat dan leha-leha, tapi utamanya adalah soal decision making yang bantu menjaga kesehatan fisik, mental, maupun emosional. Banyak soft life movement yang bisa Smart Listeners lakuin dalam menjaga berbagai kesehatan tadi, kayak tidur yang cukup, kerja sesuai kemampuan, menyisihkan waktu untuk diri sendiri, dan belajar buat bilang “enggak” ketika emang situasinya berat dan susah untuk bilang “ya”. Intinya, soft life mengarah ke hidup tanpa drama, tanpa tekanan berlebihan, dan tetep ngerasa cukup sama hidup sendiri tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.

Banyak orang yang telah memulai menerapkan gaya hidup soft life, bukan karena “fomo”, tapi memang karena merasa sangat lelah. Dunia yang berjalan makin cepat terkadang nggak ngasih orang-orang jeda buat bernafas, apalagi berhenti sejenak untuk sekedar istirahat. Menanggapi fenomena inilah soft life muncul, bukan buat lari dari semua tanggung jawab, tapi buat ngajarin Smart Listeners kalau berproses pelan-pelan itu nggak salah, karena berhenti buat istirahat adalah bentuk paling jujur dari peduli sama diri sendiri.

Perempuan yang sedang bersantai (Sumber: calm.com)

Walaupun terlihat baik, soft life tetap nggak bisa diterapin langsung sama semua orang. Ada yang tetap harus kerja keras siang-malam buat hidupin keluarga, ada yang tetap susah buat nggak bilang “enggak” ke orang lain, dan ada dinding-dinding lain yang menjadi penghalang orang-orang untuk menerapkan soft life. Tapi, soft life tetep bisa dicoba dan dimulai dari hal-hal kecil kayak mewajarkan perbedaan diri dengan orang lain, atau kasih waktu pribadi buat diri sendiri. Jadi, ketika Smart Listeners mungkin ngerasa kalau akhir-akhir ini hidup terlalu bising, soft life adalah opsi yang bisa dipilih sebagai ruang bernafas. Nggak harus langsung diterapin total, karena soft life bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Poinnya adalah, istirahat bukan bukti dari lemahnya diri, istirahat adalah satu cara menghargai diri sendiri. Karena hidup bukan soal siapa yang duluan, tapi siapa yang bisa bertahan sampai akhir.

Penulis: Galih Abrury

Editor: Mutia Ardhanareswari

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *