Belakangan ini dunia perfilman Indonesia di ramaikan dengan hadirnya sebuah film berjudul “Ku Kira Kau Rumah” yang dirilis pada 3 Februari dengan mengangkat isu kesehatan mental yang dibintangi oleh Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata. Film ini disutradarai oleh Umay Shahab yang dikenal sebagai aktor cilik pada masanya. “Ku Kira Kau Rumah” di angkat dari lagu yang ditulis oleh Isa Elfasya dan Aya Canina dengan judul yang sama yaitu mengisahkan tentang kekerasan dalam hubungan asmara si penulis.
Niskala banyak mengalami banyak rintangan dalam menjalani hidupnya. Diceritakan bahwa sosok Niskala (Prilly Latuconsina) sebagai karakter utama digambarkan mengidap gangguan kesehatan mental dengan diagnosis bipolar sejak duduk di bangku SMA. Keadaan yang dialaminya membuat orang tua NIskala menjadi over protective sampai sampai ia dilarang melanjutkan pendidikan ke tingkat kuliah.
Hingga suatu hari di kampus, ia bertemu dengan Pram (Jourdy Pranata), seorang senior yang selalu merasa kesepian semenjak kepergian ayahnya dan ibunya yang selalu sibuk kerja, berhasil menarik perhatiannya setelah terlibat adu mulut di pelataran kampus Tanpa saling mengetahui penyakit yang dimiliki Niskala, keduanya lama kelamaan menjadi semakin dekat dan menghabiskan waktu bersama. Hingga pada akhirnya kedekatan mereka membuat Niskala sering mengabaikan peraturan rumah dan menyulitkan sahabat sahabatnya saat di kampus.
Prilly Latuconsina mendapat banyak pujian karena berhasil memerankan tokoh Niskala yang mudah meledak ledak di alur ceritanya. Seperti ketika Niskala yang terpancing emosi dalam simulasi debat, atau ketika Pram memberitahu bahwa teori yang digunakan Niskala dalam tugasnya salah. Kemampuan Prilly dalam film ini layak diberi tepuk tangan karena penonton akan merasa bingung dengan perubahan emosinya seperti roller coaster.
Sosok Pram yang kesepian dan selalu melakukan apapun sendirian juga diperankan apik oleh Jordy Pranata. Dalam filmnya, ia adalah sosok laki laki yang menuangkan rasa sepinya ke dalam sebuah lirik lagu. Sayangnya curhatannya itu tidak pernah diperdengarkan kepada siapapun, sampai Niskala hadir.
Hal yang disayangkan dalam film ini yaitu kurang disorotnya karakter karakter lain seperti Shenina Cinnamon sebagai Dinda, Raim Laode memerankan Okavianus yang merupakan sahabat sahabat Niskala. Hal yang sama juga dirasakan oleh para penonton, ketika detail keluarga Pram kurang diceritakan yaitu alasan mengapa dan bagaimana keluarga tersebut sebelum Ayah Pram meninggal.
Terlepas dari alur, Umay Shahab dan jajaran kru berhasil memberikan visualisasi yang menarik dan memanjakan mata. Seperti kamera yang menyorot ekspresi Niskala dan Pram dengan detail setiap mereka tampil bersama di atas panggung merupakan hal yang luar biasa karena dapat membuat penonton merasa
Film ini tidak hanya menyajikan kisah romantis antar remaja, tetapi ini merupakan tamparan halus pada masyarakat bahwa pengidap mental illness tidak bisa sembarangan ditangani, mereka butuh didengarkan oleh orang orang di sekitarnya. (Brilliant Agatha)