Hype Olimpiade Paris tahun ini masih berlangsung dengan penyelenggaraan Paralympics Games atau Paralimpiade Paris 2024 yang berlangsung pada 28 Agustus sampai dengan 8 September 2024 nanti. Tahun 2024 merupakan edisi ketujuh belas penyelenggaraan paralimpiade yang diikuti oleh 169 negara dengan total atlet sebanyak 4.400 orang. Mereka akan bertanding pada 22 cabang olahraga meliputi 549 nomor pertandingan. Lokasi pertandingan Paralimpiade Paris 2024 berlangsung di beberapa lokasi, termasuk tempat ikonik di Paris yakni Menara Eiffel, Château de Versailles, dan Grand Palais.

Olimpiade dan Paralimpiade adalah dua acara paralel yang digelar terpisah. Berbeda dengan atlet Olimpiade yang Smart Listeners tonton beberapa waktu lalu, Paralimpiade mempertemukan atlet yang merupakan penyandang disabilitas dalam nomor pertandingan. Atlet yang bertanding di Paralimpiade dikelompokkan berdasarkan derajat keterbatasan aktivitas karena gangguan yang dialami. Meskipun demikian, terdapat cabang olahraga olimpiade yang juga dipertandingkan dalam ajang ini dengan menyesuaikan kondisi atlet. 

Kontingen Indonesia dalam Paralimpiade Paris 2024 berjumlah 35 orang atlet. Angka ini cukup bertambah secara signifikan jika dibandingkan dengan penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo 2020 lalu yang hanya mengirimkan 23 atlet saja. Mereka akan bertanding pada 10 cabang olahraga yakni para angkat beban, para atletik, para balap sepeda, para bulu tangkis, para menembak, para panahan, para renang, para tenis meja, boccia, dan judo tunanetra. berdasarkan press release kontingen Indonesia, Chef de Mission (CdM) Indonesia, target perolehan medali kontingen Indonesia pada Paralimpiade Paris 2024 adalah 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu. 

Prestasi gemilang dicapai oleh tim Indonesia dalam cabang pertandingan bulu tangkis pada Senin (2/9/2024). Perolehan medali emas pertama bagi tim Hikmat Ramdani dan Leani Ratri Oktila di cabor bulu tangkis dengan klasifikasi SL3-SU5 menjadi momen emosional. Pasalnya, pasangan ganda campuran Hikmat dan Laeni harus berlaga dengan pasangan ganda campuran Fredy Setiawan dan Khalimatus Sadiyah yang juga berasal dari Indonesia. Pada Paralimpiade Tokyo 2020, Laeni dan Khalimatus merupakan peraih medali emas di nomor ganda putri SL3-SU5. Oleh karena itu, Pertandingan final ini menjadi momen senang sekaligus sedih bagi Laeni karena harus melawan rekannya sendiri. 

Dengan mata yang berkaca-kaca, Laeni mengungkapkan bahwa “Kalau lawannya dari beda negara kita akan lebih lepas, tetapi karena ini sudah terbiasa bersama, apalagi di Paralimpiade ini tidak ada ganda putri, yang seharusnya saya sama Khalimatus, sekarang jadi lawan,” dikutip dari artikel yang telah terbit di ANTARA.

Tak hanya itu, sejarah juga kembali tertulis pada Paralimpiade Paris 2024 melalui capaian dua medali perunggu oleh atlet boccia Indonesia yakni Gischa Zayana dan Muhammad Afrizal Syafa, pada Minggu (1/9/2024). Prestasi ini menjadi kejutan bagi Indonesia yang baru pertama kali mengirim wakil di cabor boccia ke ajang Paralimpiade. Hingga Senin pukul 22.00, Tim Indonesia berada pada posisi ke 29 dengan total medali 1 emas, 5 perak, dan 3 perunggu. Dengan demikian, kontingen Indonesia berhasil melampaui target perolehan medali Paralimpiade Paris 2024. 

Nah Smart Listeners, yuk kirimkan doa serta dukungan untuk seluruh atlet Indonesia yang belum berlaga di Paralimpiade Paris 2024 agar dapat mencetak prestasi gemilang lainnya dan membawa nama Indonesia lebih tinggi lagi!

Penulis: Agus Ninja Nurul Chikam

Editor : Amandita

3 September 2024

Written by:

2 Comments

  • haidar gemink

    03/09/2024

    salam olahraga

  • Ninja

    03/09/2024

    Manusia kuat itu kitaa🫵🏻

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *