Halo Smart Listeners! siapa nih yang belum bisa move on dengan suasana festival musik besar di tanah air? Nah, salah satu festival musik yang masih hangat diperbincangkan adalah Pestapora 2025 yang baru saja diselenggarakan dengan meriah selama tiga hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 5, 6, dan 7 September 2025 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Pestapora hadir bukan hanya sebagai ajang konser musik biasa namun juga sebagai perayaan besar yang mempertemukan berbagai musisi lintas genre dengan ribuan penonton yang berasal dari berbagai kalangan.
Suasana hangat tercipta dari interaksi antara musisi dengan musisi, musisi dengan penonton, bahkan sampai penonton dengan penonton. Kejutan demi kejutan hadir di panggung, menghadirkan momen unik yang membuat semua orang merasa bukan sekadar menjadi penonton namun menjadi bagian dari cerita dalam festival ini. Pestapora 2025 berhasil menunjukkan bahwa sebuah musik mampu menghadirkan kebahagiaan, kebersamaan, hingga pengalaman yang tak terlupakan.

Salah satu daya tarik di Pestapora 2025 adalah konsep “tukar lagu” yang menghadirkan pengalaman unik bagi penonton. Selama sesi ini, para musisi tampil bukan dengan lagu andalan mereka sendiri, melainkan tampil dengan membawakan karya milik musisi lain. Hasilnya sangat menarik, suasana panggung menjadi penuh kejutan, karena setiap lagu dibawakan dan terdengar berbeda dari versi aslinya. Konsep ini membuat penonton seakan-akan diajak menjelajahi sisi baru dari sebuah lagu yang sudah dikenal sebelumnya. Lagu-lagu yang biasanya dibawakan dengan gaya tertentu tiba-tiba dikemas dengan nuansa berbeda, sehingga mampu memberikan warna baru yang segar dan tidak terduga. Momen ini juga memperlihatkan bagaimana para musisi saling menghargai dan mendukung karya antar satu sama lainnya, sekaligus menunjukan kreativitas tanpa batas dalam menginterpretasikan sebuah lagu.
Dari sekian banyak penampilan, kolaborasi antara Hindia dan Bernadya menjadi salah satu yang paling ditunggu-tunggu. Kedua musisi tersebut saling bertukar karya dan membawakan lagu dengan penuh penghayatan, seolah membuka sisi lain dari lagu masing-masing. Bernadya tampil dengan ciri khas suaranya yang lembut dan penuh penghayatan, membuat lirik dari lagu karya Hindia ini terasa lebih personal dan menyentuh. Sebaliknya, Hindia memberi warna baru pada karya Bernadya dengan interpretasi yang lebih tegas, sehingga mampu memberikan energi berbeda tanpa menghilangkan inti emosi dalam lagu tersebut.

Tak kalah berkesan, panggung Pestapora, juga menghadirkan pertemuan antara dua legenda musik Tanah Air, Ebiet G.Ade dan Iwan Fals. Kolaborasi mereka terasa lebih hangat sekaligus penuh nostalgia, seakan mampu menghubungkan antara generasi lama dan generasi masa kini dalam satu tempat yang sama. Ebiet dengan suara teduh dan syair puitisnya menghadirkan suasana yang hangat dan penuh kenangan, sementara Iwan Fals menambahkan energi yang khas sehingga mampu membakar semangat siapapun yang mendengarnya. Salah satu momen paling menyentuh adalah ketika mereka membawakan ulang lagu klasik “Titip Rindu Buat Ayah”, sebuah karya penuh emosi yang telah melekat di hati pendengar sejak puluhan tahun lalu. Lagu ini terasa makin istimewa ketika dinyanyikan bersama, seolah menjadi simbol persahabatan dan penghormatan dua maestro legendaris terhadap perjalanan musik Indonesia. Penampilan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sebagai pengingat bahwa musik memiliki kekuatan untuk melintasi waktu dan menyatukan generasi.
Penulis: Enjang Wikantini
Editor: Galih Abrurynandi