Sekarang, kalau membuka aplikasi media sosial TikTok, pasti kalian akan mendengarkan lagu cover dari ‘Kopi Dangdut’ yang dialuni gitar dan juga kendang. Ya, lagu yang dipopulerkan oleh Fahmi Shahab pada tahun 90-an kini kembali meledak berkat media sosial berbasis audio visual tersebut. Ditambah lagi dengan adanya gerakan dance oleh akun TikTok dengan username @aiseque bersama dengan temannya, @pwettyg1rl yang diunggah pada 24 Agustus 2020 lalu, gerakan mereka juga ikut viral.
Beralih dari maraknya lagu tersebut di TikTok, tahukah kalian bahwa lagu ‘Kopi Dangdut’ tidak lahir di Indonesia seutuhnya? Lagu ini dinyanyikan oleh Hugo Blanco pada tahun 1961 dan sejak saat itu menjadi lagu nomor satu di Argentina. ‘Moliendo Café’ oleh Blanco juga kemudian banyak di-cover oleh para penyanyi lain.
Lalu, bagaimana ‘Moliendo Café’ bisa menjadi sebuah ‘Kopi Dangdut’? Secara spesifik, tidak diketahui bagaimana Fahmi Shahab membawa lagu Venezuela itu ke Indonesia, namun lagu ini sempat populer pada tahun 90-an. Sejak lagunya dirilis pada tahun 1991, banyak orang menyanyikan lagunya di berbagai bentuk kegiatan ataupun hajatan. Kesuksesan ‘Kopi Dangdut’ yang sudah berumur hampir 30 tahun ini rupanya tidak padam, malah remaja sekarang banyak yang menyanyikan lagu ini akibat viral-nya cover dari lagu tersebut. Pada 15 Oktober lalu pun, penyanyi dangdut Vita Alvia merilis lagu cover ‘Kopi Dangdut’ versinya sendiri. Ia mengunggah video klip berjudul ‘Vita Alvia – Kopi Dangdut – Tarik Sis Semongko (Official Music Video ANEKA SAFARI) di platform YouTube. Judul dari video tersebut juga merujuk pada salah satu kata yang belakangan ini viral.
Namun, dibalik kesuksesan lagu tersebut, ternyata juga ada beberapa cerita pahit tentang lagu ini, baik ‘Moliendo Café’ ataupun ‘Kopi Dangdut’. Lagu ‘Moliendo Café’ sendiri hingga sekarang masih diperdebatkan siapa yang menulis dan mempopulerkan lagunya. Memang lagu ini dipopulerkan oleh Blanco pada tahun 1961, namun, pada tahun 1958, Jose Manzo Perrini lah yang menulis lagu ini terlebih dahulu. Tetapi Blanco masih mengaku bahwa ialah yang mempopulerkan juga menulis lagu ‘Moliendo Café’, sehingga, hingga hari ini siapa yang memiliki lagu tersebut masih diperdebatkan.
Sedangkan ‘Kopi Dangdut’ sendiri, pada tahun 2017 lalu, ketika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat sedang gencar-gencarnya melakukan kampanye untuk maju kembali sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, tim sukses mereka menggunakan lagu ‘Kopi Dangdut’ sebagai salah satu bentuk kampanye mereka. Akhirnya, Fahmi, selaku penyanyi yang mempopulerkan lagu tersebut, melaporkan tim sukses Ahok-Djarot ke Polda Metro Jaya.
Terlepas dari kasus dan perdebatan pencipta lagunya, kita semua pasti akan setuju bila ‘Kopi Dangdut’ merupakan sebuah “warisan budaya” yang akan terus dinyanyikan. Mungkin saja, jika suatu hari nanti kamu menikah, tamu, orang tau, atau bahkan kamu sendiri akan menyanyikan lagu ini di acara pernikahanmu. (Cescadeva)