Apakah kamu atau orang di sekitarmu pernah disalahkan oleh orang lain padahal kamu tidak melakukan kesalahan apapun? Dalam posisi demikian, biasanya sih tidak akan bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa merasa bersalah. Nah, bisa jadi kamu sedang mengalami perilaku guilt trip. Menurut Dr. Sharie Stines, guilt trip adalah bentuk manipulasi psikologis yang digunakan untuk memaksa seseorang melakukan sesuatu dengan membuatnya merasa bersalah memanfaatkan keterikatan emosional dan rasa peduli yang dimiliki orang tersebut. Rasa bersalah dimanfaatkan untuk memperkuat posisi pelaku dan melemahkan posisi korban baik secara moral maupun benefit. Perilaku ini dapat terjadi dalam berbagai hubungan seperti keluarga, pertemanan, romansa, bahkan hubungan profesional sekalipun.
Guilt trip sering dilakukan sebagai sarana untuk mengekspresikan rasa frustasi terhadap hal yang menghalangi pengungkapan perasaan dan kebutuhannya. Ada tiga bentuk perilaku guilt trip, yaitu:
Membuat orang lain merasa bertanggung jawab
Seseorang yang melakukan guilt trip akan menutupi rasa kecewa mereka dengan membuat kamu menjadi merasa bersalah sehingga tidak bisa menolak permintaannya.
Membangun interaksi pasif agresif
Isolation atau silent treatment merupakan hal yang akan dilakukan seseorang yang berlaku guilt trip terhadap orang lain. silent treatment diartikan sebagai menutup suatu akses komunikasi terhadap seseorang dengan cara tidak mengacuhkannya atau mengabaikannya. Selain itu, silent treatment juga bisa diartikan mendiamkan dan tidak memberi respons terhadap seseorang.
Mengingatkan kejadian.
Pelaku akan melontarkan cerita di masa lalu ketika kamu pernah dibantu oleh dia yang membuat kamu merasa bersalah.
Mendapat perilaku guilt trip dari orang lain memang tidak enak. Disalahkan ketika kita tidak berbuat salah bukanlah hal yang wajar. Lalu bagaimana cara menghadapinya? Berikut beberapa tips yang dapat kamu lakukan:
Take a step back
Hindari mengambil keputusan langsung apalagi dalam waktu yang singkat agar tidak menghasilkan keputusan yang buruk.
Kelola emosi dan menghindari respon negatif
Usahakan untuk tidak memberikan respon yang agresif atau justru balas melakukan guilt trip. Tenangkan diri dan evaluasi diri apakah kamu benar melakukan kesalahan atau tidak.
Minta maaf dan lakukan komunikasi
Jika setelah evaluasi diri kamu memang melakukan kesalahan, kamu dapat meminta maaf kepada mereka. Namun, jika sebaliknya, kamu dapat komunikasikan kembali kenapa mereka melakukan guilt trip ke kamu.
Pahami seseorang melakukan guilt trip karena tidak dapat menyampaikan keinginannya
Tawarkan diri untuk mendengarkan cerita permasalahan mereka. Hal tersebut dilakukan dengan harapan ia merasa dipedulikan dan dan terbuka untuk membahas masalah yang ada alih-alih berlaku guilt trip kepada kamu atau orang lain.
Keluar dari hubungan tersebut
Jika kamu merasa sikapnya sudah berlebihan dan tidak nyaman, kamu dapat memilih untuk keluar dari suatu hubungan. Mempertahankan hubungan yang tidak sehat dapat membuat guilt trip menjadi sebuah kebiasaan dalam hubungan tersebut.
Semoga tips di atas dapat membantu kamu terhindar dari perilaku guilt trip, ya! Dan satu lagi, jangan lupa bahagia? (Amanda)
Sumber: Satu Persen Indonesia