“Kalian Pantas Mati” adalah salah satu film horor Indonesia yang disutradari oleh Ginanti Rona dan merupakan hasil adaptasi dari film di negara Korea Selatan yang berjudul “Mourning Grave” yang dirilis pada tahun 2014 silam. Film ini dibintangi oleh Azizi Asadel atau yang akrab disebut Zee JKT 48 dan Emir Mahira.
Selain Zee dan Emir, terdapat beberapa aktor yang turut berpartisipasi di dalam film ini diantaranya yaitu Andrew Barret, Angel Sianturi, Kezia Caroline, Shatora Narajan, Farandika, dan lainnya.
“Kalian Pantas Mati” mengisahkan tentang Rakka (Emir Mahira) yang merupakan seorang anak indigo dengan kemampuan bisa melihat makhlus halus atau hantu. Dari Jakarta, Rakka akhirnya memutuskan untuk pindah ke kediaman pamannya yang berada di Bogor dengan alasan karena tidak tahan diganggu oleh hantu yang meminta pertolongannya.
Di tengah perjalanan, Rakka berjumpa dengan sosok Dini (Zee) dan menjadikan pertemuan tersebut sebagai awal mula kisah romantis-horor yang terjadi diantara keduanya. Mulanya Rakka tidak menyadari bahwa Dini adalah hantu sebelum akhirnya melalui “sinyal” dari gelang yang digunakannya ia langsung menyadari hal tersebut.
Memasuki sekolah barunya, Rakka kembali bertemu dengan sosok Dini. Meskipun berkali-kali mencoba untuk mengabaikannya dan meminta agar Dini tidak selalu mengikutinya tetapi pada akhirnya asmara kembali mempertemukan mereka. Rakka juga pernah tertangkap oleh temannya sedang berbicara sendiri saat dirinya mencoba berkomunikasi dengan Dini yang merupakan sosok tak kasat mata tersebut. Dini sendiri merasa senang karena akhirnya memiliki teman bicara yang mau menolongnya untuk mengembalikan ingatannya di masa lalu. Namun, Rakka juga melihat sosok lain di sekolah barunya yaitu roh jahat atau hantu masker.
Dari keberadaan hantu masker, Rakka menyadari bahwa ada hal janggal yang sebelumnya pernah terjadi di sekolah tersebut. Keanehan lainnya juga terjadi saat satu persatu teman sekelas Rakka yang hilang secara misterius. Setelah ditelusuri, roh jahat atau hantu masker ternyata memiliki keinginan untuk membalaskan dendamnya kepada teman-temannya. Akhirnya Rakka memanfaatkan kemampuannya untuk menjalankan misinya yaitu mencari tahu alasan dibalik keinginan roh jahat yang meneror teman-teman di kelasnya.
Dibantu oleh pamannya yang juga memiliki kemampuan yang sama, satu persatu benang permasalahan akhirnya terurai. Rakka akhirnya menyadari bahwa hantu masker tersebut merupakan wujud lain dari Dini yang berusaha untuk menuntaskan dendamnya karena pernah menjadi korban pembulian semasa dirinya masih hidup. Rakka akhirnya marah kepada Dini saat mengetahui hal tersebut dan meminta Dini untuk tidak mengikutinya lagi dengan alasan dirinya telah membantu mengembalikan ingatan Dini.
Sayangnya, teror terus terjadi dan hantu masker ini pun memanfaatkan tubuh ayah Dini yang berprofesi sebagai penjaga sekolah tersebut untuk menuntaskan dendamnya. Merasa misinya belum selesai, di malam hari Rakka kemudian kembali ke sekolah dan menemui mayat Dini yang disimpan di dalam lemari di gudang sekolah oleh ayahnya sendiri bersamaan dengan mayat-mayat lainnya yang diketahui sebagai para sosok pembuli utama di kehidupan Dini. Pada malam tersebut, semua teman-teman sekelas Rakka juga dikumpulkan di dalam aula karena mendapatkan kabar dari wali kelasnya untuk berkumpul di ruangan tersebut.
Rakka yang menyadari bahwa hal tersebut merupakan ulah dari hantu masker akhirnya menghimbau teman-temannya untuk keluar dari ruangan. Namun, pintu aula tiba-tiba tertutup dan bola-bola basket pun berdatangan dari segala arah. Ditengah kepanikan yang sedang terjadi, ayah Dini datang dengan menyiramkan bensin ke masing-masing teman Dini sampai akhirnya Rakka mencoba mengehentikan hal tersebut. Paman Rakka yang juga datang di ruangan tersebut mencoba membantu ponakannya untuk menghentikan aksi teror roh jahat tersebut. Bersamaan dengan itu, tidak lama sosok Dini akhirnya hadir dan diminta oleh Rakka untuk melawan perasaan dendamnya agar sisi jahatnya bisa terkalahkan. Setelah melakukan perlawanannya, sosok hantu masker akhirnya musnah dan teman-teman Dini yang merasa bersalah atas kejadian di masa lalu pun meminta maaf secara langsung kepada Dini. Pintu aula akhirnya kembali terbuka yang menandakan berakhirnya teror hantu masker. Dini berterima kasih kepada Rakka sebelum akhirnya pamit untuk pergi ke tempat yang lebih baik. Keesokan harinya, Rakka yang ditemani oleh pamannya mengunjungi makam Dini untuk mengucapkan salam perpisahannya.
Nah, Smart Listeners yang udah nonton film “Kalian Pantas Mati” kira-kira paling suka scene Dini dan Rakka yang mana nih? [FINA]