Kabar mengejutkan datang dari dunia olahraga Indonesia, mantan pemain voli yang pernah memperkuat Timnas Putri Indonesia di ajang Sea Games Aprilia Manganang yang juga seorang TNI-AD resmi menjadi seorang Pria. Pengadilan Negeri Tondano mengabulkan permohonan Manganang untuk berganti nama dan jenis kelamin di seluruh administrasi kependudukan. Kini Aprilia Manganang memiliki nama baru, yaitu Aprilio Perkasa Manganang.
Pergantian statusnya menjadi seorang pria didasarkan karena ia mengalami kelainan langka bernama Hipospodia, yaitu kelainan yang menyebabkan letak lubang kencing pada organ vitalnya tidak terletak di ujung, namun di bawah organ. Hal ini tidak disadari pada saat kelahirannya, sehingga saat kelahirannya dia diberi jenis kelamin wanita. Manganang sendiri sebelumnya sudah menjalankan operasi untuk kasusnya tersebut, sekarang ia hanya tinggal menunggu masa pemulihan pasca operasi untuk menyempurnakan operasi lanjutan Hipospodia.
Manganang juga telah menjalani upacara pergantian nama di Markas Besar TNI Jakarta, disana ia didampingi oleh keluarganya yaitu Suryati (ibu), Akip Manganang (ayah) dan Amasya Manganang (kakak). Penyematan nama baru Manganang dilakukan oleh KSAD Jendral TNI Andika Perkasa. Nama Perkasa pada Aprilio Perkasa Manganang juga diberikan Oleh Andika, nama Perkasa adalah nama yang persis dengan nama belakang Andika.
Amasya Manganang selaku kakak Aprilio Manganang juga menjalani pemeriksaan yang serupa, Amasya Manganang yang juga telah berkoordinasi dengan Andika dan mendapatkan respon yang positif. Ciri tubuh Amasya dan Aprilio hampir serupa, untuk itu Andika mempersilahkan Amasya untuk menjalani pemeriksaan yang sama. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Amasya Manganang juga sesuai dugaan, ia juga mengalami kelainan yang sama dengan adiknya Aprilio Manganang. Dari pihak TNI-AD juga akan membantu Amasya dan segera melalukan operasi dalam waktu dekat.
Selama 28 tahun menjalani hari-hari sebagai seorang wanita, tentunya tidak mudah bagi Aprilio. Untungnya dukungan dari orang-orang terdekat yang selalu mendukung dan menyayangi Aprilio berhasil membantunya menemukan jati diri. Setelah operasi penyempurnaan organnya yang kedua selesai, Aprilio bisa meneruskan hidup menjadi seorang laki-laki dan bisa memiliki keturunan ketika besok telah menikah.
Kasus Hipospodia memang merupakan sebuah kasus yang sangat langka. Kasus ini hanya kurang dari 15.000 kasus per tahun di Indonesia. Gejala-gejala Hipospodia antara lain, percikan urine tidak normal saat buang air kecil, kulup hanya menutupi bagian atas penis dan bentuk penis melengkung ke bawah. Hipospodia terjadi karena perkembangan saluran lubang kencing dan kulup penis saat dalam kandungan terganggu. Untuk penanganan Hipospodia sendiri perlu dilakukan operasi jika letak lubang kencing jauh dari posisi seharusnya. Untuk para penderita Hipospodia janganlah malu dan berkecil hati, segeralah meminta penanganan tenaga medis jika sekiranya memiliki gejala-gejala Hipospodia. Dengan adanya kasus Aprilio tersebut kita harus lebih aware kepada anak-anak kita sekita masih di usia belia, sehingga dapat segera mungkin mendapatkan penanganan. Tetap semangat menjalani hidup dan jangan lupa selalu lakukan pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai penyakit. (Lisa)