Apakah kamu pernah bertengkar sama ayang dan kamu memutuskan buat ngediemin dia? Atau malah sebaliknya, kamu yang lagi didiemin oleh si dia? Orang tersayang enggak cuma ayang, tetapi bisa juga keluarga, teman, ataupun orang terdekat. Kalau jawaban kamu dari pertanyaan di atas adalah “Iya”, berarti kamu positif mengalami silent treatment. Fix, berarti artikel ini cocok buat kamu baca sampai kelar.

Silent treatment adalah perilaku mendiamkan orang untuk menghukum orang tersebut. Seseorang biasanya terdorong melakukan perilaku ini karena berbagai hal, termasuk dari aspek psikologis. Ada beberapa faktor utama kenapa seseorang melakukan perilaku ini, yaitu:

1. Silent treatment dianggap lebih mudah daripada berargumen

Perilaku ini mungkin dianggap bisa membuat orang merasa bersalah ketika menerimanya tanpa perlu beradu argumen. Namun, hal ini juga bisa berdampak negatif loh karena masalah akan berlarut-larut dan tak kunjung usai.

2. Tidak mendapat contoh komunikasi yang baik

Hal ini dapat terjadi di waktu kecil. Apakah kamu pernah mengalami rasanya diabaikan oleh orangtua karena kesibukan mereka? Pengalaman ini ternyata dapat berdampak menyakitkan, terlebih jika dilakukan oleh orang tersayang. Seseorang yang sejak kecil menerima silent treatment dari lingkungan sekitarnya dapat menganggap bahwa perilaku ini normal dilakukan. Padahal masalah akan lebih cepat selesai apabila dibicarakan baik-baik.

3. Dipakai ketika seseorang memiliki kecenderungan narcissist

Harga diri yang sensitif membuat orang narsis membutuhkan perhatian lebih agar merasa aman. Ketika melakukan silent treatment, orang yang terkena perilaku ini akan memberikan perhatian lebih dan akan melakukan apa saja. Hal ini membuat orang narsis merasa punya kontrol dan berada di posisi yang lebih tinggi.

Ternyata banyak juga ya yang bisa jadi faktor utama silent treatment. Wah, ternyata aku udah terbiasa ngelakuin perilaku ini. Ada gak sih tips untuk menghindarnya?” Yes or yes, jawabannya ada! Intip beberapa tips di bawah ini agar kamu terhindar dari silent treatment.

1. Coba lebih jujur

Masalah akan lebih sulit diselesaikan kalau kamu enggak jujur. Cobalah untuk mengatakan apa yang kamu pikirkan kepada lawan bicara. Ingat, mereka bukan cenayang yang bakal ngerti kalau kamu cuma diem aja 🙂

2. Fokus pada apa yang dibutuhkan

Cobalah memilah kata dalam mengungkapkan apa yang kamu rasakan, bukan kekurangan mereka. Komunikasi dilakukan agar mereka dapat mengerti apa yang kamu rasakan. Daripada menyalahkan, coba untuk berkata “Aku merasa kecewa” beserta alasan yang kamu rasakan. Dengan cara ini, masalah dapat terselesaikan dengan lebih baik.

3. Belajar menerima bahwa tidak semua hal sesuai dengan kemauan kita

Terkadang ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kemauan kita. Tanyakan pada diri sendiri “Apakah kebutuhanku membuat orang lain mengorbankan diri mereka?” Jika iya, kamu perlu menerimanya karena kebutuhanmu juga harus menghargai lawan bicara.

Meskipun cara ini belum tentu berhasil, setidaknya lawan bicara mengerti apa yang kamu rasakan dan menyadari tindakan mereka yang menyakiti kamu. Jika hal yang sama masih terus terjadi, kamu perlu mempertanyakan kepada diri sendiri “Apakah hubungan ini patut dipertahankan?”. Semoga tips-tips di atas bisa membantumu untuk mengurangi perilaku silent treatment, ya! – (Amanda)

 

Sumber: Satu Persen – Indonesian Life School

3 September 2022

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *