Tak terasa tahun 2022 ini sudah beranjak pada bulan Agustus. Momentum bulan ini, tentunya akan disemarakkan oleh jutaan warga negara Indonesia. Sebab, pada bulan ini perayaan hari kemerdekaan terjadi dimana-mana. Berbagai macam perlombaan pun turut serta dilakukan untuk menyemarakkan pesta setahun sekali ini. Lantas, pernahkah Smart Listeners tahu, makna perlombaan setiap tanggal 17 Agustus? Simak ulasannya berikut ini
Panjat pinang
Lomba panjat pinang merupakan salah satu perlombaan yang paling iconic. Perlombaan ini diikuti oleh sekelompok orang yang memperebutkan hadiah yang digantung di atas puncak pohon dengan memanjat pohon tersebut.
Untuk sampai ke puncak dan menjadi pemenang tidaklah mudah. Para peserta harus membuat sejumlah strategi agar dapat memanjat pohon pinang tanpa hambatan. Pasalnya, pohon pinang yang dipanjat sudah diolesi oli atau minyak sehingga peserta akan mudah jatuh dan gagal memanjat.
Meski memberikan memori yang kurang mengenakkan, lomba panjat pinang mengajarkan kita untuk menjunjung kerja sama. Bahkan, lomba itu juga menyimpan makna semangat yang tersirat untuk tak kenal lelah dalam mencapai apa yang diinginkan.
Balap karung
Tak kalah populer dengan panjat pinang, lomba lomba 17 Agustus yang satu ini juga sangat diminati masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa. Lomba balap karung menjadi simbol hadirnya penjajahan Jepang di Indonesia.
Kala itu, masyarakat Indonesia belum cukup mampu untuk membeli pakaian. Untuk mempunyai pakaian, lalu menjadikan karung goni sebagai alternatif pakaian. Sebab, pada masa penjajahan Jepang, hanya karung goni saja yang dimiliki dan mudah ditemukan di Indonesia. Perlombaan ini mengharuskan peserta menggunakan karung goni dan melompat-lompat. Bagi yang tercepat ia lah pemenangnya.
Makan kerupuk
Lalu, tak hanya lomba balap karung saja yang menggambarkan kondisi kelam di Indonesia pada zaman penjajahan, lomba makan kerupuk juga menunjukkan gambaran serupa.
Pasalnya, lomba makan kerupuk mempunyai makna historis yang menyedihkan soal pangan. Di masa itu, rakyat Indonesia mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan. Maka dari itu, lahirlah lomba makan kerupuk, yang dilakukan dengan mengikat kedua tangan agar masyarakat dapat makan. Walau terdengar menyedihkan sekaligus menjadi kritis situasi di masa silam, tapi jika diimplementasikan ke situasi saat ini, lomba makan kerupuk mengajarkan kita untuk menghargai bahan pangan.
Sebenarnya masih banyak lomba 17 Agustus yang dilakukan di Indonesia. Setidaknya, lomba-lomba di atas menjadi kompetisi tradisional yang masih eksis hingga kini dan mempunyai makna historis yang mendalam meskipun pada saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, kita sebagai masyarakat Indonesia yang kuat harus terus bersabar dan berdoa agar tahun depan dapat mengikuti dan mengadakan lomba 17 Agustus. So, buat Smart Listeners kira-kira sudah siap belum nih untuk mengikuti lomba Agustusan? -Revan