Dunia perfilman saat ini sudah sangat maju, terutama di Indonesia. Walaupun sempat terhambat pada akhir masa Orde Baru, tetapi industri perfilman Indonesia dapat bangkit dan berkembang pesat pada awal tahun 2000-an. Perkembangan ini tidak lepas dari peningkatan kualitas dan penggunaan teknologi yang lebih canggih. Selain itu, film-film yang diproduksi lebih sesuai dengan preferensi masyarakat Indonesia kala itu.

Di era sekarang ini, kebanyakan film yang laris adalah film dengan genre horror. Generasi Z lebih menyukai genre horror karena dianggap lebih menantang dan ingin mendapat pengalaman yang berbeda dari film-film genre lainnya. Jika ditanya film horor apa yang paling membekas, kebanyakan pasti akan menjawab di antara “Pengabdi Setan” (2017), “Perempuan Tanah Jahanam” (2019), “Pengabdi Setan 2” (2022), atau “Siksa Kubur” (2024). Smart Listeners, pasti kamu pernah menonton salah satu dari film-film horror tersebut kan? Nah, film-film tersebut disutradarai oleh satu orang yang sama, lho! Siapa lagi kalau bukan Sang Maestro Film Horor Indonesia, Joko Anwar.

Joko Anwar, lelaki yang lahir dan besar di Medan, Sumatera Utara ini adalah seorang sutradara dan produser dari film-film ikonik di Indonesia. Kemampuannya memproduksi berbagai film, terutama yang memiliki genre horror memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Setiap film yang ia produksi memiliki karakteristik masing-masing walaupun ada dalam satu genre yang sama. Di samping itu, Joko Anwar berfokus pada kisah yang sarat akan adat, budaya, serta agama. Hal ini tentu saja merupakan pendekatan yang relevan dengan situasi dan kebiasaan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, tokoh yang dihadirkan selalu autentik dan menjadi ikon yang diingat oleh para penontonnya. 

Fokusnya pada genre horror ini tentu bukan karena kebetulan semata. Joko Anwar ternyata sudah sering menonton film horor sejak kecil. Ia juga diketahui telah tinggal di daerah yang cukup jauh dari hingar-bingar ibukota. Kala itu, bioskop di daerahnya hanyalah berupa bioskop rakyat. Para pelaku industri film percaya bahwa film horror akan lebih disukai oleh masyarakat. Nah, film-film horror yang ia tonton ini pun menjadi inspirasi terkait jenis film yang ingin ia produksi seiring berjalannya waktu. Sebuah fakta unik tentangnya yang akan mengejutkan Smart Listeners adalah Joko Anwar menulis skrip film horor di sebuah kompleks pemakaman loh! Joko Anwar percaya bahwa metode ini akan membuatnya lebih terinspirasi dan lebih mudah untuk mengambangkan ide-idenya. 

Menurut Joko Anwar sendiri, film horror adalah kekuatan kultur pop Indonesia yang paling powerful. Kalau Korea Selatan mempunyai budaya K-Pop, maka Indonesia mempunyai film horror yang khas dan menjadi kekuatan kita untuk bersaing di kancah internasional. Film horor Indonesia sering menggabungkan unsur mistisisme, cerita rakyat, dan budaya lokal membuatnya lebih menarik bagi penonton internasional yang menyukai budaya Indonesia. 

Kesuksesan Joko Anwar memang tidak bisa dipungkiri, beberapa karyanya telah mendapat pencapaian luar biasa dan diakui oleh para pengamat film. Film “Pengabdi Setan” menjadi film yang paling banyak disaksikan pada 2017 dengan 4,2 juta penonton dari seluruh Indonesia. Film ini juga berhasil menyabet beberapa penghargaan di luar negeri sebagai film terseram di Popcorn Frights Film festival di Florida, AS pada 2018 dan Film Terbaik dalam Overlook Film Festival. Kemudian karya Joko Anwar yang paling laris di 2019 dengan menggaet jutaan penonton adalah “Perempuan Tanah Jahanam” yang juga berhasil memenangkan berbagai penghargaan di Sundance Film Festival, Film Festival Rotterdam, dan Goteborg Film festival.

Penulis: As Syifa Dzihni Nafisa

Editor: Aulia Fajrina Firdausia

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *