Rasanya tidak berlebihan ya, film ini mendapat 7 juta penonton hanya dalam delapan belas hari masa penayangan. Selain didukung nama besar dua tokoh utamanya, Jo Jung Suk dan Yoona, plot dan efek CGI yang rapi juga menjadi faktor Exit masuk pada jajaran box office. Rilis pada 31 Juli 2019 kemudian baru disiarkan secara internasional pada 21 Agustus 2019.
Menit-menit pertama, penonton disuguhkan dengan penggambaran latar belakang tokoh Yong Nam (Jo Jung Suk). Dia seorang pengangguran yang hobinya hanya berolahraga. Julukannya adalah Manusia Palang Tunggal (MPT) karena senang bergelantungan di palang seorang diri. Jo Jung Suk dengan apik menjadi seorang Yong Nam pecundang. Mungkin jika menilik peran-perannya di film sebelumnya, sedikit mirip tengilnya dengan karakternya di My Annoying Brother. Masih pada paruh awal, kehadiran tokoh Eui Joo (Im Yoona) divisualkan sebagai ‘mantan gebetan’ Yong Nam yang juga teman di satu klub panjat tebing. Mereka kembali dipertemukan di sebuah gedung tempat Eui Joo bekerja, tepat ketika Yong Nam dan keluarga besarnya mengadakan pesta ulang tahun.
Konflik dimulai ketika teroris meledakan gas beracun yang menyebar ke seluruh kota. Gas itu dapat berujung pada kematian dan terus merata ke penjuru kota, termasuk gedung beradanya Eui Joo dan Yong Nam. Upaya penyelamatan diri dimulai. Evakuasi dilakukan dengan helikopter yang memungkinkan orang-orang di atap gedung pencakar langitlah yang tertolong. Yong Nam membantu seluruh keluarga besarnya untuk diselamatkan lebih dulu melalui berbagai cara untuk mengirim sandi pada tim penyelamat
Rasanya tidak berlebihan ya, film ini mendapat 7 juta penonton hanya dalam delapan belas hari masa penayangan. Selain didukung nama besar dua tokoh utamanya, Jo Jung Suk dan Yoona, plot dan efek CGI yang rapi juga menjadi faktor Exit masuk pada jajaran box office. Rilis pada 31 Juli 2019 kemudian baru disiarkan secara internasional pada 21 Agustus 2019.
Menit-menit pertama, penonton disuguhkan dengan penggambaran latar belakang tokoh Yong Nam (Jo Jung Suk). Dia seorang pengangguran yang hobinya hanya berolahraga. Julukannya adalah Manusia Palang Tunggal (MPT) karena senang bergelantungan di palang seorang diri. Jo Jung Suk dengan apik menjadi seorang Yong Nam pecundang. Mungkin jika menilik peran-perannya di film sebelumnya, sedikit mirip tengilnya dengan karakternya di My Annoying Brother. Masih pada paruh awal, kehadiran tokoh Eui Joo (Im Yoona) divisualkan sebagai ‘mantan gebetan’ Yong Nam yang juga teman di satu klub panjat tebing. Mereka kembali dipertemukan di sebuah gedung tempat Eui Joo bekerja, tepat ketika Yong Nam dan keluarga besarnya mengadakan pesta ulang tahun.
Konflik dimulai ketika teroris meledakan gas beracun yang menyebar ke seluruh kota. Gas itu dapat berujung pada kematian dan terus merata ke penjuru kota, termasuk gedung beradanya Eui Joo dan Yong Nam. Upaya penyelamatan diri dimulai. Evakuasi dilakukan dengan helikopter yang memungkinkan orang-orang di atap gedung pencakar langitlah yang tertolong. Yong Nam membantu seluruh keluarga besarnya untuk diselamatkan lebih dulu melalui berbagai cara untuk mengirim sandi pada tim penyelamat.
Menyisakan Yong Nam dan Eui Joo, film berjalan dengan aksi-aksi penyelamatan dari kejaran gas beracun. Sangat menarik dan menegangkan. Sepanjang film saya melupakan visualisasi Yoona SNSD, turut larut dalam aksi berbahaya wanita tangguh bernama Eui Joo. Paruh pertama masih dibumbui komedi dengan kesulitan hidup Yong Nam, seorang pengangguran yang kerjanya makan, tidur dan BAB. Rasanya manusia seperti kita memang hobinya menjadikan kemalangan hidup orang lain sebagai lelucon. Makanya ketika melihat pecundangnya Yong Nam, ada saja tingkah yang menggelitik. Barulah paruh kedua rasa dari adventure ini kita cicipi.
Kelebihan dari film ini adalah plot cerita yang sederhana namun dinarasikan dengan apik. Segala cara dilakukan untuk tetap hidup. Secara implisit, kita ditunjukkan tidak pernah salah menabung kemampuan. Yong Nam sangat mencintai olahraga, namun dia hanya menjadi ejekan orang lain dengan hobi tidak bergunanya itu. Memang dia tidak mendapat uang dari memanjat tebing atau mendaki gunung, tapi ‘nyawa’ yang selamat akibat latihan kerasnya selama ini seolah mengisyaratkan bahwa rezeki tidak selalu berbentuk uang.
Penyajian gambar dari film ini seperti biasa, bagus. CGI yang menggambarkan keadaan kota ketika gas beracun juga rapi—pengelihatan seorang awam, tentu saja. Akting dari pemain? Awalnya saya masih tertawa ketika melihat wajah Yong Nam bukan karena scene film, tapi karena teringat perannya dia sebagai putra duyung. Namun setelah separuh film saya sudah larut dalam perannya Yong Nam. Kalau Eui Joo, jujur saja ini masterpiece Yoona. Meskipun akting menangisnya masih terlihat ‘sedang diusahakan’.
Film ini berhasil memasuki box office di Korea bersama Extreme Job dan Parasite. Jika dengan pesaingnya, secara plot saya lebih menyukai Parasite. Saya masih terkagum-kagum dengan penulis cerita Parasite, “Kok bisa ya, bikin cerita begini.” Tapi secara ‘rasa dan nuansa’ dari cerita, saya memilih Exit dibandingkan Parasite. Hampir tidak menemukan menit ketika saya sebaiknya mengalihkan pandangan dari layar lebar. Sepanjang durasi film, saya tersihir masuk ke Exit.
Oh ya, untuk ending ini paling krusial. Banyak film gagal bagus karena ending. Exit menyajikan ending yang ‘uwu’, membuatmu tersenyum-senyum sendiri. Selamat, Exit! Lee Sang Geun-nim dengan pencapaian debut sutradaranya, selamat! (Sosa)