Kemarin, hari ini, besok, lusa, sampai hari-hari berikutnya kita masih berduka dalam tragedi Kanjuruhan. Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang saat pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya pada tanggal 1 Oktober 2022 ini mengakibatkan jatuhnya korban tewas setidaknya 125 jiwa dan 500-an lainnya luka-luka. Bukan hanya di Indonesia, dunia pun berduka atas tragedi ini. Dalam lanjutan pekan ketiga UEFA Champions League 2022/2023, seluruh pertandingan melakukan Minute of Silence selama 1 menit sebelum pertandingan dimulai menandakan bahwa sepak bola di penjuru dunia turut berduka atas tragedi Kanjuruhan. Peristiwa ini bukanlah sekedar tragedi sepak bola. Namun, sudah menjadi tragedi bangsa. Pemerintah sudah turun tangan dalam kasus ini.
Selain tragedi Kanjuruhan, sepak bola telah mengalami tragedi-tragedi lain, sebagai berikut;
1.)Tragedi Estadio Nacional
Tragedi yang terjadi di pada 24 Mei 1964, dalam pertandingan Peru versus Argentina. Peristiwa ini mengakibatkan korban 328 jiwa dan 500 lainnya luka-luka. Peristiwa ini dinobatkan sebagai tragedi terburuk dalam sepak bola dunia.
2.)Tragedi Accra Sports’ Stadium
Tragedi ini terjadi di Ghana pada 5 Mei 2001 dalam pertandingan Hearts of Oak versus Asante Kotoko. Korban tewas di peristiwa ini berjumlah 126 jiwa.
3.)Tragedi Hillsborough
Tragedi ini terjadi pada tanggal 15 April 1989 di Hillsborough, kandang dari Sheffield Wednesday di kota Sheffield, Inggris pada pertandingan semi final Piala FA yang mempertemukan Liverpool versus Nottingham Forest. Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool FC.
Sangat tidak layak sebuah pertandingan sepak bola menelan korban jiwa, apalagi ratusan jiwa. Tidak pantas sama sekali seorang supporter berangkat menonton pertandingan sepak bola dan tidak pernah kembali. Apalagi Indonesia, negara yang memiliki jutaan penggemar sepak bola harus memiliki keamanan dan kenyamanan yang tinggi. Sudah seharusnya semua elemen sepak bola di Indonesia melakukan evaluasi besar-besaran. Tidak ada sepak bola yang sebanding dengan nyawa. -Dije